CADAR BUKAN BUDAYA BANGSA ARAB
Ada sebagian kaum muslimin yang beranggapan bahwa cadar adalah budaya Arab, bukan bagian dari syariat Islam. Dengan begitu, dia bisa menyudutkannya, karena budaya arab pasnya di negara Arab saja.
Kita katakan, bahwa orang yg demikian sangat pas dengan sebutan “kurang piknik”, walaupun sebagian dari mereka bergelar doktor, bahkan profesor -allahu yahdihim wa yahdina jami‘an-.
Hal ini karena ternyata sebagian ulama dari madzhab syafi‘i justru menegaskan bahwa cadar itu bukan budaya Arab, tetapi itu adalah syariat Islam yang mulia, yg dibawa oleh Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menggantikan budaya Arab sebelumnya.
Lihatlah penegasan Imam Ibnul Mulaqqin -rahimahullah- (wafat : 804 H) berikut ini.
“Dahulu Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- meninggalkan pakaian hijab (untuk para isteri beliau) karena berjalan sesuai budaya arab ketika itu, sampai akhirnya beliau diperintahkan dengan syariat hijab (cadar).
Perintah berhijab tersebut diturunkan (untuk para istri beliau) karena kemuliaan mereka, tingginya kedudukan mereka, dan agungnya martabat mereka. Dan karena yg pantas untuk mereka adalah dengan mengenakan hijab di depan orang lain”.
(lihat at-Taudhih li Syarhil Jaami‘ish Shohih [5/412])
Lihatlah bagaimana beliau mengatakan dengan tegas, bahwa di budaya Arab dahulu justru para wanita tidak berhijab (bercadar), kemudian Allah menurunkan syariat tersebut menggantikan budaya yg ada ketika itu.
Dari sini kita juga bisa memahami bahwa jilbab (tanpa penutup wajah) merupakan budaya kaum muslimin yang telah mendapatkan ikrar (persetujuan) dari Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-, sehingga itu juga termasuk bagian dari syariat Islam yang mulia.
Oleh karena itu, sebagai kaum muslimin di zaman akhir ini, kita harus cerdas melihat tipuan musuh Islam dalam menjauhkan kaum muslimin dari syariatnya. Sering kali mereka menjadikan bagian dari syariat Islam sebagai budaya arab, agar mereka bisa dengan bebas menyudutkan syariat tersebut.
Oleh karenanya, jangan heran jika kita mendengar; jilbab itu budaya Arab, merapatkan shaf dalam shalat hanya budaya Arab, ucapan assalamualaikum itu budaya Arab, jenggot juga budaya Arab, celana atau sarung cingkrang hanyalah budaya Arab, dst.
Dan lihatlah setelah itu, mereka akan mengolok-olok apa yg dia katakan sebagai budaya Arab. Padahal sebenarnya itu merupakan syariat Islam yg dulu diperjuangkan oleh Nabi tercinta Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
– Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny -hafizhahullah- (Doktor Bidang Ushul Fiqh Universitas Islam Madinah) –
______________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.
📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Instagram : iTauhid.com/instagram
WhatsApp : iTauhid.com/whatsapp
Facebook : iTauhid.com/facebook
Telegram : iTauhid.com/telegram
Twitter : iTauhid.com/twitter
LINE : iTauhid.com/line
BBM : iTauhid.com/bbm
______________________
♻ Silakan disebarluaskan