Allah Mengharamkan Surga Atas Pelaku Kesyirikan

0

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zhalim itu penolong.” (al-Qur’an, surat al-Ma’idah, 5: 72)

Tatkala tauhid adalah sebab utama keselamatan dan kunci kebahagiaan, maka kehilangan tauhid merupakan musibah dan petaka terbesar bagi seorang hamba.

Dzikir dan Syukur

0

Allah Ta’ala berfirman,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.” (al-Qur’an, al-Baqarah, 2: 152)

Syaikh Abdurrahman ibn Nashir as-Sa’diy rahimahullah menjelaskan, “Dzikir kepada Allah Ta’ala yang paling utama adalah dengan menyesuaikan isi hati dengan dzikir yang diucapkan oleh lisan. Itulah dzikir yang dapat membuahkan pengenalan kepada Allah, rasa cinta kepada-Nya, dan pahala yang melimpah dariNya. Dzikir adalah bagian terpenting dari syukur.”

Kaitan Syukur dengan Tauhid

0

Syaikh Muhammad ibn ‘Abdul-Wahhab mengatakan dalam mukadimah Al Qawa’id Al Arba’,

“Aku memohon kepada Allah yang Maha Mulia, Rabb pemilik ‘arsy yang agung, semoga Dia senantiasa menolongmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Semoga Dia menjadikanmu senantiasa diberkahi di manapun engkau berada dan menjadikanmu bersyukur apabila diberi karunia, bersabar apabila mendapat coba, dan memohon ampun apabila terjatuh dalam dosa, karena sesungguhnya ketiga hal itulah lambang kebahagiaan.”

Syaikh Shalih Alusy-Syaikh mengatakan,

“Syukur memiliki kaitan erat dengan tauhid. Tatkala sang imam (Syaikh Muhammad ibn ‘Abdul-Wahhab) rahimahullah menyebutkan do’a untuk kita supaya bersyukur atas karunia, bersabar atas musibah, dan istighfar ketika berbuat dosa, seolah-olah beliau sedang mengarahkan pandangan matanya kepada kondisi yang dialami kaum yang bertauhid. Beliau berbicara dengan mereka tentang suatu kewajiban yang harus senantiasa mereka tunaikan. Sebab seorang yang telah bertauhid mendapatkan karunia yang sangat besar, tidak ada lagi nikmat lain yang menandinginya. Nikmat itu adalah keberadaannya di atas ajaran Islam yang lurus. Nikmat itulah yang membuatnya bisa tegak di atas prinsip tauhid yang murni. Tauhid itulah yang menjadi sebab Allah menjanjikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang merealisasikannya.”

(Syarh Qawa’id al-Arba’)

Perumpamaan Dzikir Bagi Hati

0

Syaikhul-Islam mengatakan,

“Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Lantas apakah yang akan terjadi pada seekor ikan apabila dia dipisahkan dari air?”

(Lihat Al-Wabil Ash-Shayyib oleh Ibnul Qayyim.)

Perumpamaan Orang yang Mengingat Rabbnya

0

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti perumpamaan orang yang hidup dengan orang yang sudah mati.”

(HR. Bukhari dan Muslim.)

Tak Perlu Berkata, “Aku Ikhlas Ketika Beramal.”

0

Tak perlu berkata,

“Aku ikhlas ketika beramal,”

karena bisa jadi perkataan tersebut tanda tidak ikhlas.

Berkata ulama as-Susiy,

“Barangsiapa yang bersaksi tentang keikhlasannya maka sungguh ikhlasnya itu butuh keikhlasan.”

(Tazkiyatun-Nufus,DR. Ahmad Farid)

Mereka yang Dilaknat oleh Allah

0

Wahai saudaraku karim, ketahuilah, sesungguhnya:

(1) Allah melaknat orang yang melaknat orang tuanya,

(2) Allah melaknat siapa yang menyembelih untuk selain Allah,

(3) Allah melaknat orang yang menolong ahli bid’ah dan,

(4) Allah melaknat orang yang merubah batas-batas tanah.

Dari hadits Muslim (1978).

Cara Memperoleh Kebahagiaan Hakiki

0

Kebahagiaan adalah di tangan Allah dan tidaklah bisa memperoleh kebahagiaan itu kecuali dengan keta’atan kepada-Nya.

@Syaikh Abdurrazaq Al-Badr

Makhluk yang Paling Sempurna Ibadahnya

0

Ibnul-Qoyyim rahimahullah berkata,

أكمل الخلق عبودية أكملهم ذلا وانقيادا وطاعة

“Makhluk yg paling sempurna ibadahnya adalah yang paling sempurna perendahan dirinya, kepatuhannya, dan keta’atannya (kepada Penciptanya).”

(Miftah Dar as-Sa’adah, II, hlm. 267)

Tauhid Menghindarkan Kita dari Neraka

0

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat ‘Itban radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ

“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi siapa saja yang mengucapkan “Laa Ilaaha Illallaah,” dan dia berharap wajah Allah dari ucapannya tersebut.”

(HR. al-Bukhari dan Muslim.)