Al Barra’ berkata,
Seorang badui mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan berkata,
يا نبي الله! علمني عملاً يدخلنى الجنة. قال: “لئن كنت أقصرت الخطبة لقد أعرضت المسألة، أعتق النسمة، وفك الرقبة”. قال: أو ليستا واحداً؟ قال: “لا؛ عتق النسمة أن تعتق النسمة، وفكُّ الرّقبةِ أن تُعين على الرقبة، والمنيحةُ الرغوبُ، والفيء على ذي الرحم ؛ فإن لم تطق ذلك، فأمر بالمعروف، وانْهَ عن المنكر، فإن لم تطق ذلك، فكف لسانك، إلا من خير
“Wahai Rasulullah beritahukanlah kepadaku mengenai amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga?’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Meski pertanyaan anda singkat, tapi sungguh apa yang anda kemukakan merupakan persoalan yang besar.
(Jika anda ingin masuk ke dalam surga, maka) anda bisa membebaskan budak yang anda miliki atau anda bisa membantunya sehingga ia bisa membebaskan diri dari status budak.
Orang badui itu berkata, “Wahai Rasulullah bukankah keduanya sama?
Rasulullah menjawab, Tidak, itqun nasamah adalah engkau [sendiri] yang membebaskan budak sedangkan fakkur raqabah adalah engkau membantu budak tersebut dalam membebaskan dirinya dari perbudakan (seperti) pemberian unta yang mendatangkan manfaat yang banyak.
Demikian pula yang dapat memasukkanmu ke dalam surga adalah mengembalikan (memulihkan kembali) tali silaturrahmi.
Jika anda tidak mampu melaksanakannya, maka perintahkanlah manusia untuk berbuat baik dan cegahlah mereka dari kemungkaran.
Jika engkau tidak mampu melakukannya, maka jagalah lidahmu dan janganlah menggunakannya kecuali untuk kebaikan.”
[Shahih. Lihat At Taliq Ar Raghib (2/47), Al Misykah (3384)].