.
Syaikh Shalih al-Fauzan -hafizhahullah- berkata,
.
“… Beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, inilah makna tauhid. Adapun beribadah kepada Allah tanpa meninggalkan ibadah kepada selain-Nya, ini bukanlah tauhid.
.
Orang-orang musyrik beribadah kepada Allah, akan tetapi mereka juga beribadah kepada selain-Nya sehingga dengan sebab itulah mereka tergolong sebagai orang musyrik.
.
Maka bukanlah yang terpenting itu adalah seorang beribadah kepada Allah, itu saja. Akan tetapi yang terpenting ialah beribadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.
.
Kalau tidak seperti itu maka dia tidak dikatakan sebagai hamba yang beribadah kepada Allah. Bahkan ia juga tidak menjadi seorang muwahhid/ahli tauhid.
.
Orang yang melakukan shalat, puasa, dan haji, tetapi dia tidak meninggalkan ibadah kepada selain Allah maka dia bukanlah muslim…”.
.
(lihat I‘anatul Mustafid [1/38-39])
______________________
📌 Kita sama-sama peduli dengan dakwah utama dan prioritas, yaitu tauhid dan aqidah. Anda bisa ikut aktif, caranya ketika mendapatkan tulisan ini, bagikan kembali di sosial media yang Anda punya dan seterusnya sehingga dakwah tauhid tersebar.
.
📲 Daftar Broadcast “Indonesia Bertauhid”
Twitter & FB : @indonesiatauhid
Instagram : @indonesiabertauhidofficial
BBM : D0842CB0
Line : http://bit.ly/AkunLineIB
Telegram : @indonesiatauhid
WhatsApp : 0896-3833-9444
______________________
♻ Silakan disebarluaskan
postingan yang sangat bermanfaat Tauhid bahkan sangat diwajibkan bagi seorang peruqyah, Ruqyah Syari’ah bukan saja dikuasai oleh segelintir orang, namun siapa saja bisa menguasai ruqyah, Kehebatan ruqyah bukan didasari betapa saktinya orang tersebut atau betapa banyaknya hafalan surrah Alquraan yang di hafalnya, namun kehebatan Ruqyah dapat dimiliki oleh semua orang, yaitu orang-orang yang benar-benar yakin keapada kekuasaan Allah