Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam KitabNya mengaitkan antara perintah untuk bertauhid dengan perintah untuk menjauhi syirik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت
“Sungguh Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat, (yaitu dengan perintah) beribadahlah kepada Allah dan jauhilah thaghut.”
Makna thaghut adalah semua yang diibadahi selain Allah dan ia ridha’ dengan peribadatan ini. (Maka, Nabi ‘Isa bukanlah thaghut walau disembah oleh kaum Nashrani.)
Dalam ayat di atas, ada perintah untuk bertauhid dan larangan untuk melakukan syirik. Tidak boleh tidak harus ada keduanya. Ini menunjukkan bahwa sebagaimana kita harus mempelajari tauhid secara detil, kita juga harus mempelajari syirik secara detil. Pelajari tauhid untuk diamalkan, pelajari syirik agar kita tidak terjerembab ke dalamnya.
(Faidah dari Mulakhkhash fiy Syarh Kitab Tauhid)