Tauhid benar-benar akan terwujud dengan sempurna pada diri seseorang apabila di dalam dirinya terkumpul tiga perkara, yaitu:
1. Ilmu
Karena tidak mungkin seseorang mewujudkan sesuatu yang tidak diketahuinya. Allah berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang hak selain Allah.” (al-Qur’an, surat Muhammad, 47: 19)
2. Keyakinan (i’tiqaad)
Karena orang yang mengetahui tauhid tanpa meyakininya adalah orang yang sombong. Maka orang seperti ini tidak akan bisa merealisasikan tauhid. Hal itu sebagaimana keadaan orang musyrikin Quraisy yang paham makna tauhid tapi justru menolaknya, sebagaimana dikisahkan oleh Allah di dalam ayatNya,
أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
“(Mereka berkata) Apakah dia (Muhammad) akan menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu sesembahan saja? Sungguh, ini adalah perkara yang sangat mengherankan!” (al-Qur’an, surat Shad, 38: 5)
3. Ketundukan (inqiyaad)
Orang yang telah mengetahui hakikat tauhid dan meyakininya akan tetapi tidak mau tunduk terhadap konsekuensinya bukanlah orang yang merealisasikan tauhid.
(Lihat al-Qaul al-Mufid ‘ala Kitab at-Tauhid, jilid 1 hlm. 55.)
Semoga Allah memahamkan kita tentang tauhid dan meneguhkan kita di atasnya hingga kematian tiba.